Habatussauda, minyak zaitun, madu, dan
bekam menjadi alternatif pengobatan pada era modern kini. Bahkan,
kedokteran modern mulai tertarik meneliti karena kandungannya yang
mujarab sebagai obat.
Itu hanyalah beberapa dari sekian banyak
thibbun nabawi atau pengobatan nabi yang pernah diajarkan Rasulullah.
“Tidaklah Allah menurunkan penyakit melainkan beserta penawarnya,” hadis
riwayat Imam Bukhari.
Istilah thibbun nabawi sebenarnya tak
dikenal pada masa kerasulan. Penggunaan istilah tersebut baru familiar
pada abad ke-13 oleh Ibnul Qayyim dalam kitabnya Zaadul Ma’ad. Dalam
bahasa Arab, thibb berasal dari thabba – yathubbu – thabban yang
bermakna kemahiran, memperbaiki, mengobati.
Dari akar kata yang sama, thabbib
berarti pelaku yang mengobati atau dokter. Sehingga, thibb-an-nabawi
secara bahasa berarti pengobatan nabi.
Adapun Ibnul Qayyim memaknai secara
istilah thibb bermakna ilmu untuk mengetahui kondisi tubuh manusia dari
aspek kesehatan, baik untuk memelihara kesehatan maupun mengobatinya.
Metode pengobatannya tidak seperti pengobatan yang dilakukan dokter.
Thibbun nabawi bersifat qath’i dan ilahi
yang bersumber dari wahyu kenabian dan kesempurnaan akal. Adapun
pengobatan lain secara umum hanya berlandaskan perkiraan, dugaan, dan
percobaan.
Ibnul Qayyim pun mengatakan, kemujaraban
thibbun nabawi akan dirasakan manfaatnya jika menerima dan meyakini
Allah akan memberikan kesembuhan baginya. Sehingga, pengobatan thibbun
nabawi hanya cocok bagi jiwa yang baik sebagaimana pengobatan dengan
Alquran yang tak cocok kecuali bagi jiwa yang baik dan hati yang hidup.
“Hal-hal tersebut bukanlah disebabkan
kekurangan pada obat, namun lebih disebabkan buruknya karakter, rusaknya
tempat, dan tidak adanya penerimaan,” demikian penjelasan Ibnul Qayyim
dalam thibbun nabawi.
Dalam sirah Rasul, banyak sekali
Rasulullah memberikan anjuran obat bagi sahabat yang sakit. Dalam
kehidupan sehari-hari Rasulullah pun mengandung tuntutan hidup sehat
yang patut menjadi uswah. Beberapa jenis obat-obatan yang pernah
dianjurkan Rasul di antaranya habatussauda atau jintan hitam, madu,
minyak zaitun, kurma, air zam-zam, bawang putih, ismid, dan kam’ah.
Rasul juga mengajarkan pengobatan
seberti bekam (hijamah), khitan, wudhu, dan gurah. Selain itu, ayat-ayat
Alquran juga sering kali digunakan untuk pengobatan. Dikenal juga
pengobatan dengan rukiah.
Secara garis besar, Ibnul Qayyim membagi
tiga jenis pengobatan nabi, yakni pengobatan dengan menggunakan
obat-obatan alami (natural), pengobatan dengan menggunakan obat-obatan
ilahiah (petunjuk ketuhanan), serta pengobatan dengan menggabungkan
kedua unsur tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar